Tips Menjadi Ibu Berdaya dengan Tiga Peran Berbeda dari Dr Davrina
![]() |
sumber : dokumentasi pribadi |
Identitas Buku
Judul : Trias Muslimatika
(Menjalani Masa Transisi Menjadi Istri, Ibu, dan Muslimah Berdaya)
Penulis : dr. Davrina Rianda
Penerbit : PT Elex Media Komputindo
Tahun Terbit : 2019
Jumlah Bab : 5
Harga Buku : Rp 95.000
Tebal Buku : 320 halaman
Review Buku
Buku yang berjudul Trias Muslimatika ini menceritakan perjalanan penulis dalam menghadapi masa transisi dari seorang perempuan lajang menjadi seorang yang memiliki 3 (tiga) peran sebagai istri, ibu dan muslimah produktif dengan perannya di masyarakat. Penulis menggambarkan tantangan yang dihadapi dalam menjalani ketiga peranan tersebut seakan berada di batas Segitiga Bermuda. Buku ini banyak memberikan penjelasan bagaimana seorang Muslimah menjalankan ketiga peran tersebut dengan niat yang lurus sesuai dengan ajaran agama Islam.
Mengacu pada ajaran agama Islam yang dianut oleh penulis bahwa seorang muslimah memiliki tuntutan menjalani ketiga peran tersebut dengan niat ibadah. Pertama, peran sebagai istri sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Jika seorang wanita selalu menjaga shalat lima waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan Ramadhan), serta betul-betul menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina) dan benar-benar taat pada suaminya, maka dikatakan pada wanita yang memiliki sifat mulia ini, “Masuklah dalam surga melalui pintu mana saja yang engkau suka.” (HR. Ahmad).
Kedua, peran sebagai ibu yang dibaktikan oleh anaknya sebagaimana hadits
Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, beliau berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.'” (HR. Bukhari)
Ketiga, sebagai muslimah produktif dengan perannya di masyarakat yang memberikan manfaat bagi banyak umat manusia sebagaimana firman Allah SWT
“Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.” (QS. Ali Imran : 110).
Penulisan buku ini menyandingkan kisah realita penulis dengan teori yang penulis bagikan sehingga membantu saya memahami maksud dari teori yang penulis sampaikan. Bagi Ibu Rumah Tangga seperti saya memahami buku ini cukup mudah dari cerita dan kisah yang disampaikan penulis. Namun, untuk beberapa teori yang dijabarkan penulis butuh dipahami lebih lanjut oleh saya. Dari awal penulis membawa kita untuk mempelajari dasar nilai apa yang perlu dimiliki seorang Muslimah dalam menyambut masa transisi tersebut. Kemudian penulis mengajak kita beradaptasi dengan kehidupan pasca pernikahan yang mulai mempertimbangkan bagaimana peran penulis dapat menyesuaikan dengan tujuan yang suami sedang bangun. Selanjutnya penulis membawa kita untuk memahami kondisi sebagai ibu hamil dan kehidupan setelah memiliki anak. Penulis menggambarkan bagaimana cara penulis menyelaraskan tools atau cara untuk mencapai tujuan yang sudah dibangun oleh penulis dan suami di masa sebelum memiliki anak. Penulis menggambarkan proses yang tidak mudah sesuai dengan pengalaman penulis dari kehamilannya yang tidak berjalan sesuai harapan sampai dengan kehidupan parenting yang perlu diselaraskan. Dibuku ini penulis yang memiliki latar belakang sebagai seorang dokter juga banyak menyampaikan beragam tips nutrisi dan parenting praktis yang bermanfaat.
Proses yang penulis ceritakan menggambarkan realita kegalauan perempuan yang terjadi di lingkungan masyarakat terutama seorang ibu. Penulis dapat menggambarkan dengan baik hal apa saja yang dihadapi seorang perempuan saat dihadapkan dengan beragam peran yang semuanya perlu diprioritaskan. Penulis ingin menyampaikan pesan moral bahwa setiap perempuan yang sudah menikah masih dapat menyelaraskan perannya baik di dalam rumah maupun di luar rumah dengan penuh pertimbangan saat menjalaninya.
Disini saya menemukan cara bagaimana seorang perempuan dengan tiga perannya sebagai seorang istri, ibu dan muslimah produktif di masyarakat dapat berjalan beriringan untuk memberikan dampak yang baik bagi keluarga secara khusus dan bagi masyarakat secara umum. Buku ini juga memberikan banyak tips dan cara agar seorang perempuan tidak mengalami burn out meski memiliki 3 peran berbeda. Bukunya menggambarkan cara yang praktis berdasarkan pengalaman penulis. Buku ini cocok untuk menjadi bacaan ibu bekerja dan ibu berdaya dengan peranannya di masyarakat.
Semoga review buku ini bermanfaat yaa bund.
No comments:
Post a Comment