Friday, December 2, 2022

Jadi ex BUMN Demi Anak

 

freepik.com

Bismillah akhirnya mau memulai buat blog personal dan memulai ngeblog sebagai media jurnaling saya hehhe entah akan seperti apa blog ini nantinya tapi saya berharap blog ini bertumbuh sebagaimana saya bertumbuh aamiin yaAllah.
Pasca 2 tahun resign dan beralih profesi menjadi full time mom dan Ibu Rumah Tangga ternyata tidak mudah. Proses untuk mencapai penerimaan dalam diri kita yang berbeda ternyata tidak lah mudah. Alhamdulillah motivasinya setiap melihat anak yang terus bertumbuh dan berkembang semakin pintar jadi motivasi bunda untuk lebih baik lagi.
Kali ini saya ingin bercerita mengenai kemantapan hati saya dalam memutuskan untuk resign dan apa saja pertimbangan saya dalam memutuskan resign.Saya masih ingat betul momen ketika foto nametag terbaru berlogo BUMN hehe sangat membahagiakan sekaligus membanggakan.

RESIGN sepertinya menjadi momen kegalauan working mom yang sedang menjadi ibu baru. Bagaimana pun seorang ibu benar benar ingin memberikan perhatiannya 100% untuk hidup anaknya.

Sejujurnya keinginan resign itu sudah ada lama sejak 6 bulan pertama masuk perusahaan ini namun selalu saya tepis tentunya karena saya memiliki kontrak kerja selama 3 tahun. Alasannya apa saya tidak bisa share disini karena menyangkut kegiatan perusahaan.

Alhamdulillah ternyata Allah mendengar kegalauan saya hahha benar benar saya di hadapkan dengan momen yang meyakinkan saya untuk resign, yaitu momen anak saya sakit dirawat dirumah sakit. Patah hati terberat seorang ibu ternyata ada pada saat anak sakit. Dan di saat itu saya memutuskan untuk merawat anak saya sendiri dengan perhatian penuh dari saya sampai dia selesai menyusui.

Diskusi dengan suami pun alot sekali terkait resign. Saya kerja di kota Cianjur sedangkan rumah saya di kota Depok dan keluarga besar ada di sana juga. Buat saya bangun support system di Cianjur agak berat ditambah ketidakpercayaan suami akan saya yang bisa mengurus anak jauh dari keluarga. Akhirnya diputuskan untuk saya LDM dengan anak saya. Iya anak saya yang masih 4 bulan wow hal terberat yang pernah saya putuskan.

Selama LDM kami membicarakan kemungkinan yang dihadapi pasca Resign tapi kami masih belum yakin untuk resign dalam waktu dekat. Namun, ketidakyakinan tersebut dipatahkan dalam 1 momen, yaitu ketika suami anak dan keluarga besar terdampak covid-19 ditahun 2020. Itu lah momen ketidakwarasan kami. Saat usia 5 bulan tersebut anak saya belum dites Covid-19 tapi sudah menunjukkan gejalanya. Sampai dimomen anak saya tetiba diare akhirnya saya memutuskan untuk cuti kebetulan di saat perkantoran lain bisa WFH kantor saya tidak memungkinkan yaa hahhaha karena saya kerja di ranah publik yang mengharuskan stand by ketika ada kejadian bencana di masyarakat.

Saya harus mengurusi anak yang sakit diare di rawat dirumah sakit tanpa suami dengan segala prosedur covid-19 yang luar biasa ketat. Bisa dirawat? Oh tidak ternyata anak saya tes darahnya positif covid-19 wow pihak rumah sakit langsung meminta kita keluar dari rumah sakit atau pindah ke rumah sakit rujukan. Disaat itu anak saya sudah dehidrasi. Alhamdulillah pertolongan Allah selalu hadir, disaat ribet dan tidak warasnya saya. Saya dipertemukan dengan dokter anak yang luar biasa baik mengontrol anak saya dan menahan rumah sakit agar anak saya bisa ditangani setengah hari dengan infus karena anak saya sudah dehidrasi.
Yupp dimomen itu saya meyakini bahwa saya harus resign.

Alhamdulillah pasca semua membaik meski suami masih isolasi dan pemulihan dan kami sudah kembali kerumah. Suami saya meminta saya untuk resign dan ini beberapa pertimbangan kami ;

Baca juga : Ketakutan dan Kegalauan Working Mom untuk Resign 

Secara finansial
Kami tidak memiliki cicilan apapun.
Kami sudah memiliki rumah yang kami bangun saat hamil anak kami (rumah kami dibangun ditanah orang tua yaa jadi kami hanya siapkan dana bangunnya saja alhamdulillah selesai sebelum lahiran anak).
Kami sudah memiliki kendaraan baik motor/mobil yang sudah kami perjuangkan sebelum menikah (kebetulan saya memang menabung untuk membeli mobil mertua)
Secara finansial kami hanya membutuhkan uang untuk keperluan sehari hari saja sebelum masuk anak ke sekolahnya yang tentunya perlu dana tambahan.

Sayangnya pertimbangan kami baru difokuskan pada finansial saja tanpa mempertimbangkan secara mental saya sebagai seorang working mom yang beralih jadi IRT wow berat sekali ternyata. Jangan seperti saya yaa bundaa hahha tidak mudah tapi alhamdulillah saya diberikan petunjuk selalu oleh Allah swt.

Hal terberat dalam proses RESIGN adalah memberi tahu orang tua dan sohib selama kerja duuuh melow sekali rasanya masyaAllah kalau diingat kembali.

Apakah orang tua setuju? Oh tentu tidak tapi saya tidak akan menceritakan dramanya disini hahha

Bagaimana respon sohib kantor?  Waduhh tidak ada yang sangka masih dikira bercanda hahhha
Sampai akhirnya surat resignnya saya kasih ke pak Pimpinan dan dengan segala saling sharing di ACC. Qadarallah pak Pimpinan Cabang saya juga punya istri Ex BUMN yang memutuskan untuk resign seperti saya jadi beliau paham betul.

MasyaAllah tabarakallah prosesnya dipermudah dan berlangsung cepat.

Semoga bermanfaat.

No comments:

Post a Comment

 Ramuan Herbal Demam Anak. Lebih Ampuh dari Parasetamol ?

dokumentasi pribadi Awal November 2022 gempar beredar informasi mengenai penyakit Gagal Ginjal Akut pada Anak (GGAPA). Informasi yang dipapa...